umak…

aku sedih sekali hari ini, aku ingin di dekatmu, dan bercerita tentang sedihku….

aku ingin menangis dipelukanmu, aku ingin sekali…
tapi aku tak ingin menyusahkan lagi mak…
aku harus tegar..

itu katamu, aku harus mandiri, aku harus kuat..

umak….
maafkan anakmu yang belum bisa mambuatmu bangga akanku..
aku belum punya apa-apa yang bisa membuatmu bangga..

umak…
aku ingin nangis..

tapi aku lelaki, katamu “lelaki tidak boleh menangis, dan lelaki harus kuat anakku”
maafkan anakmu yang cengeng ini umakku..

tapi rasa ini begitu menyiksa mak….
hanya doamu yang kuatkan ku untuk lanjutkan perjuanganku,

mak, jangan pernah kau tinggalkan aku sendiri…

tanpa doa dan semangatmu aku hanyalah dedaunan yang layu tanpa sinar sang mentari..
karena engkau adalah segalahnya

engkaulah mentari pagiku..
engkaulah embun penyejukku
engkaulah bulan di waktu malam gelapku..
engkaulah bintang-bintang yang indahkan langit malamku..
engkau adalah wanita paling indah di dunia..

walu kini engaku sudah tua, dan tak secantik dulu, tapi bagiku engkau paling cantik dari siapapun

engkau tak pantas aku bandingkan dengan siapapun, karena engkau selalu yang terbaik di hatiku…

maafkan aku lagi mak, hanya bisa membagi sedihku padamu, dan belum bisa membagi bahagiaku untukmu..

aku sangat sedih…

ya Allah SWT, jagalah ibuku dengan tangan cintamu, dan berkati beliau dengan kebahagiaan, dan selalu tempatkan senyum di bibirnya, jangan ,pernah ada sedih di wajahnya…

Umak….

Cintamu padaku tanpa pamri, engkau tidak mengharapkan apa-apa dariku selain melihat aku bahagia,

engkau adalah wanita yang sungguh suci umakku…
semoga enkau selalu bahagia dan selalu mendapat rahmat dari Allah SWT, Amin…

aku berjanji akan membahagiakanmu…
dan akan membuatmu bangga memilikiku…
semoga Allah selalu menyertai perjalanan ini dan semoga rahmatnya selalu bersamaku, amin..

tangis, peluk, dan cium anakmu
Antoni Zulius