Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar
mencintai-Mu. Kajian demi
kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para
ustadz kuresapi.
Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat,
tentang muhabbah
orang shalih, tentang kerinduan para syuhada. Lalu
kutanam di jiwa
dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang
mengawang di awan.
Tapi Rabbi...
Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu,
tapi aku masih juga
tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin
merasakan gelisahku
memadai dalam cita yang mengawang, sedang kakiku
mengambang. Hingga aku
terhempas dalam jurang dan kegelapan.
Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,
perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku....
Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku. Dengan
segala kelemahanku.
Ilaahi aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran
menanggung derita.
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa. Karena
itu ijinkan aku
mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu,
atas derita batin
dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.
Rabbii,
aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar, yang
menyedekahkan seluruh
hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu
bagi diri dan
keluarganya. Atau layaknya Umar yang menyerahkan
separo hartanya demi
jihad. Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda
untuk syiarkan Dien-Mu.
Ijinkan aku mencintai-Mu, melalui 100-500 perak yang
terulur pada
tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada
wanita-wanita tua yang
menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada
makanan-makanan yang
terkirim ke handai taulan.
Illahi,
aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya shalat
salah seorang
sahabat nabi-Mu, hingga tiada terasa anak panah musuh
terhujam di kakinya.
Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih
menggapai cinta-Mu, dalam
shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata, meski
ingatan kadang
melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Rabbii,
aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih atau
bagai para al hafidz
dan hafidzah yang membaktikan seluruh malamnya untuk
bercinta dengan-Mu
dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku
mencintai-Mu, melalui satu -
dua rakaat sholat lailku, atau sekedar sunnah
nafilahku, selembar dua
lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua
ayat hafalanku.
Yaa Rahiim,
aku tak sanggup mencintai-Mu semisal para syuhada,
yang menjual dirinya
dalam jihad bagi-Mu. Maka perkenankanlah aku
mencintai-Mu dengan
mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk
dakwah-Mu, dengan
sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Kariim,
aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,
ijinkan aku mencintai-Mu
dengan mencintai keluargaku, membawa mereka pada
nikmatnya hidayah dalam
naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan. Dengan
mencintai
sahabat-sahabatku, mengajak mereka untuk lebih
mengenal-Mu, dengan
mencintai manusia dan alam semesta.
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku, Yaa Allah.
Agar cinta itu
mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di
sepanjang nadiku.
By. Mr N Mrs. Zulius
About Me
- Antoni Zulius
- Hanya seorang anak manusia yang mencoba untuk membuat orang lain lebih cerdas
Followers
Category List
- (27)
- (24)
- (20)
- (11)
Post a Comment